"Bukan karena hidup hanya untuk jalan menerima dia menjadi pujangga hati, tapi juga menjadikannya cinta sejati"
Detik demi detik telah berlalu, ketika acara pelepasan berganyi k pengemumun siswa berprestasi, diriku sempat terkejut seakan seperti mimpi, namaku ternyata tertera didalamnya, tak kuasa ku menahan tangis karena terharu dan teringat dengan perjuanganku selama ini,..
Rasa syukur ku panjatkan kepada tuhan.
Ketika ustadz saeroji memberikan sebuah tropi padaku tak terasa butiran air mata mengalir, sambil memandang pada ibuku dan ingin rasanya ku mengatakan " lihat ibu aku berhasil mendapatkannya lagi, perjuanganku tak sia2 perjuanganku bu, ibu aku berhasil..."
Meski terlihat biasa aku harap ibu dan bapakku bisa bangga melihatku saat ini...
Ketika acara berlanjut ku melangkah menuju tempat dudukku bersama salah satu temanku yg sedang memegang tropi juga, namun terlihat darinya matanya seolah berkaca2, entahlah seolah aku bisa merasakan apa yg sedang dia rasakan...
Unarsih namanya siswi lugu dan juga berprestasi, ia adalah salah satu sahabatku yang sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri. Dia adalah seorang anak piatu ibunya telah lama meninggal ketika ia duduk dibangku kelas 5 SD. Mungkin ia menangis karena teringat dg ibunya yang telah pergi meninggalkan dirinya..
" kenapa una? Jangan nangis! " ucapku smbil mengusap air mata dari kedua pipinya " enggak aku gk nangis" ucapnya seolah berusaha untuk tegar " tersenyumlah una, saya gk mau lihat una sedih klo una nangis nanti ahyati juga ikutan sedih...
Semangat una...
Semangat..." ku coba mengakat kedua tangannya dan membuatnya tersenyum meski air mataku sendiri tk mampu ku bendung...
Kemudian ia tersenyum dan mengajakku untuk menghampiri ayahnya dan memintaku untuk memoto dia bersama ayahnya...
Rasa sedih dan terharu seolah terukir didalam wajahnya..
Ku berusaha memeluk erat tubuhnya sambil memberikan semangat untuknya...
Kemudian aku mengajaknya untuk menghampiri guru2ku yang ada dismping majlis...
Satu demi satu ku peluk mereka, air mataku seolah semakin deras ketika ku peluk erat bu teti, wali kelasku ibu kedua bagi diriku, dia yg selama ini mengajarkanku bnyak hal, yang membangkitkanku ketika aku sedang terpuruk, guru yang ramah dan jug lembut dalam berkata, ada hal yang selalu ku kenang dari kata2nya" anak2ku jgn menyerah tetap semangat pasti kalian biasa"..
Lanjut cerita..
ketika ku peluk erat tubuhnya ku menangis kencang dalam eratannya sambil berkata '" ibu terima kasih, atas apa yang ibu berikan selama ini, maaf jika selama ini jika ahyati punya banyak salah, selalu ngelunjak k ibu, selalu melalaikan tugas ibu, maafkan ahyati ibu dan terimakasih atas jasa2 yg ibu berikan ke ahyati, namun tk ku duga ketika ku lepaskan eratan itu, ku melihat butiran air matanya membasahi pipinya smbil berkata " selamat nak, teruskan perjuanganmua.." ku berusaha membuatnya tersenyum kembali sambil berkata "ibu jangan nangis biar ahyati aja" ku peluk kembali erat tubuhnya, berat rasanya diriku jika ku harus pergi meninggalkannya,..
0 comments:
Posting Komentar