Minggu, 06 Desember 2020

Ibadah Untuk Tuhan atau Surga?



Ibadah adalah hal yang harus bahkan wajib bagi seorang hamba untuk mengabdikan diri kepada Tuhannya. Beribada juga akan membuat hati kita menjadi tenang. Tanpa ada gelisah sedikit pun dalam jiwa, seoalah semua telah dikendalikan oleh Tuhan. Maka dari itu janganlah sesekali kita meninggalkan ibadah. Sejatinya ibadah itu adalah penyerahan diri kita kepada Tuhan. Tujuan kita beribada pun menghambakan diri pada tuhan. Akan tetapi banyak diantara kita yang tidak tahu hakikat ibadah tersebut. Kita mengira ibadah adalah ladang pahala untuk mendapatkan surga-Nya. Padahal jika kita mengetahui fungsi sebenar ibada tersebut, kita akan malu dibuatnya. Karena bukan lagi hal yang lumrah bagi kaum yang bijak. Bahwa ibadah itu adalah bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan dalam rangka untuk menggapai Ridho-Nya. Sebagai bentuk kecintaan kita kepada yang Maha Mencipatakan. Maka jangan sesekali kita bangga akan amal ibadah kita. Jangan tertipu dengan pahala-pahala yang mendatangkan surga. Bersedihlah jika kita hanya beribadah karena ingin mendapatkan imbalan. Ini adalah inti dari keikhlasan dalam beribadah. Bahwa sefokus apapun kita beribadah, jika yang kita tuju hanya surga. Maka yang akan kita dapatkan adalah surga tapi dalam tanda tanya, apakah Tuhan sudah meridhoi kita? 

Pertanyaan tersebut harus kita renungkan untuk meningkatkan keimanan kita dan cinta kita pada Tuhan. Apakah Tuhan meridhoi kita? apakah kita sudah dicintai Tuhan? Apakah kelas bisa menyatu dalam keabadian bersama tuhan? Kita tidak tahu. Jalan yang harus kita tempuh ialah jalan cinta. Bahwa sesungguhnya ikhlas dalam beribadah itu haruslah diperhatikan. Niat setiap ibadah kita pasti sudah ditentukan. Untuk apa niat tersebut? untuk masuk surga? Atau untuk mencapai ridho Tuhan. Ingatlah bahwa jika kita ingin mencapai ridho tuhan kemungkinan besar surga sudah ada ditangan kita. Bahkan kita sudah tidak lagi berharap pada surga namun harapan kita sepenuhnya pada Tuhan semata. Berbeda dengan tujuan mendapatkan hanya mendapatkan surga. Karena surga bagi Tuhan tiada nilai yang lebih istimewa dari Ridho-Nya. Jadi apapun yang kita inginkan semua harus bergantung pada Tuhan. Kebaikan-kebaikan apapun itu, hendaknya disandarkan pada Tuhan. Dengan itu kita tidak akan merasakan kecewa dalam ibadah. Sebab adakalanya seseorang beribadah namun hatinya masih saja belum tentram. Setelah ditelisik ternyata niatnya salah. Niatnya hanya ingin mendapatkan pahala, niatnya hanya ingin kebutuhannya terpenuhi, niatnya hanya inginkan surga. Itu pertanda Tuhan belum meridhoi kita. kita mendapatkan ridho Tuhan dengan cara menyandarkan niat kita dan tujuan ibadah kita hanya semata-mata karena tuhan. Bukan karena surga, pahala, dan sebagainya. Niat yang selain Tuhan itu artinya kita menipu diri kita sendiri. Bagaimana mungkin kita beribadah pada Tuhan sedangkan tujuannya ke Surga. Maka kita tidak akan pernah sampai. Diibaratkan tujuan kita ke kampus tapi kita nyatanya singgah di kantin. Maka perlu sekali kita perhatikan hal demikian.

Poin penting yang bisa kita ambil dalam pembahasan ini dan yang harus diingat ialah setiap amal ibadah yang merupakan sarana pengabdian diri kita kepada Tuhan hendaklah dengan niat agar diridhoi oleh Tuhan. Karena kita tidak diciptakan untuk surga, kita juga tidak diciptakan dengan ancaman neraka. Akan tetapi kita ini tidaklah diciptakan kecuali untuk mengabdi pada Tuhan. Jadi, malulah pada Tuhan. Bersyukur dan berbahagialah karena kita telah diciptakan dengan sebaik-baiknya. Juga kita diciptakan untuk berserah diri, mengabdi, menghamba pada Tuhan. Sedangkan pahala dan surga anggap saja sebagai hadiah dari Tuhan.



“Untuk apa ada kalimat ‘sesungguhnya kami itu milik Tuhan dan sesungguhnya pada-Nya kami dikembalikan’ Jikalau semasa hidup hanya pahala dan surga yang diinginkan”


0 comments: