"Berapa banyak kenangan itu menyita waktu ku setiap malam nya? Pada akhirnya mereka berlabuh di mana mereka diterima" -Zulpasmi
Bismillah.
Beberapa paragraf mungkin. Menyampaikan kerinduan sebenarnya tak ada bedanya dengan membeberkan ketiadaan. Malam-malam mungkin terdengar hening bagi mereka yang tertidur lelap. Mereka bermimpi bertemu dengan orang-orang yang mereka cintai. Bukan hanya itu, mereka juga bermimpi buruk di mana mereka mengalami kemalangan dalam mimpi tersebut. Tanpa mereka sadari, di balik heningnya malam ada banyak suara dari masa lalu yang menyeru. Mereka berteriak dan hanya bisa di dengarkan oleh perindu-perindu yang dungu akan nasihat dari manusia lainnya.
Masih terngiang-ngiang yel yel Makrab lima tahun silam. Di mana orang-orang dikelompokkan dan diberi nama sesuai dengan nama-nama pahlawan yang ada di Indonesia. Mereka bergembira ria dengan yel yel yang mereka lantunkan kala itu. Dengan gulir waktu yang begitu singkat sekarang yel yel itu seperti nyanyian kunti yang sedang menidurkan anaknya di tengah malam begini. Aku tak takut, sungguh! Begitu mengerikan kenangan itu karena merampas waktu tidur ku.
Masih terbayang bagaimana kompaknya mereka dahulu, hingga kemana-mana mereka selalu bersama. Ke Shylvana contohnya, atau ke Citra Raya City, bisa jadi ke Danau Sipin, oh tidak hanya itu mereka juga ke Candi Muaro Jambi, Danau Kerinci, Merangin. Mereka semua lalui bersama. Bayang-bayang ini sangat mengusikku. Bagaimana aku bisa mengusirnya? Ia mengetuk-ngetuk pintu ku setiap malam dan selalu bertamu seperti itu. Seperti tidak ada waktu lain saja untuk bertamu kerumah ku. Aku maklumi jika hanya beberapa bayangan, tetapi ini semuanya. Segala bagian dari kenangan itu gentayangan setiap malam. Entah bagaimana aku mengusirnya aku juga tidak tahu. Berbuka bersama, membuat makalah bersama, menyelesaikan ujian bersama, diskusi di luar jam kuliah bersama, hingga hal gila dengan membawa pulang infokus Fakultas juga untuk kepentingan bersama. Untung di pulangkan kalau tidak, bukan arwah penasaran lagi namanya. Tapi sudah berubah menjadi kenangan penasaran. Hehe.
Asik ya dahulu. Apa aku ya yang terlalu berlebih-lebihan dalam bersahabat. Sehingga tak luput isi kepala ini dari mereka-mereka yang silih berganti keluar masuk dalam memori ingatan ku. Sebahagian terlupakan dan sebahagian lagi terbang di langit-langit rumahku seperti layar bioskop yang menayangkan sebuah film tentang Tom and Jerry yang asik main kejar-kejaran. Dahulu masih asik-asiknya organiasian, diskusian, tahlilan, sampai sibuk skripsian. Lalu kini mereka berada di kafilah mereka masing-masing dengan kebebasan. Aku mengadu pada Tuhan "Ya Tuhan, bisakah engkau hilangkan ingatanku agar mereka tidak seenaknya masuk sebagai kenangan dalam memori ku? Aku mohon Tuhan" begitu keluh kesah ku pada Tuhan. Namun nampaknya Tuhan begitu sayang pada mereka kemudian aku ubah keluh kesah ku "Ya Tuhan, jika memang mereka adalah hiburan ku setiap malam sebelum lelapku. Berikanlah kepada mereka Ridho-Mu ya Tuhan, berikanlah mereka kesehatan, berikan rezeki yang berkah untuk mereka, hingga jodoh-jodoh yang membahagiakan mereka" begitu ucap ku sambil berbaring di atas kasur sebelum tiduk ku. Nampaknya Tuhan benar-benar Maha Baik. Mungkin inilah yang dimaksud dalam lirik Feby Putri yang berjudul Usik.
"Tapi menurutku Tuhan, itu baik"
"Tapi menurutku, Tuhan itu baik"
Aku mengikhlaskan mereka berkeliaran di rumahku setiap malam nya. Di mana dahulu mereka yang masih sendiri, sekarang sudah bersuami juga beristri. Di mana dahulu mereka yang pengangguran, sekarang telah bekerja berdasarkan minat mereka masing-masing. Mereka memiliki aksi, berebeda dengan diriku yang hanya bisa berintuisi. Namun kelak, di hadapan Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang kita akan dipertemukan kembali. Entah itu pada saat yang memungkinkan atau pada saat hari kebangkitan.
Hal yang aku pelajari dari setiap kenangan yang hadir itu ialah bagaimana pun caranya kita menahan orang-orang agar selalu bersama kita, pada akhirnya mereka akan tetap berlabuh di tempat mereka diterima.
Terimakasih saudara saudari ku. Mungkin tanpa adanya kalian aku hanya daun kering yang terbakar api. Ku katakan ada satu orang spesial yang selalu menyemangatiku dari dulu walau sekarang tak sesemangat dulu lagi dan ada juga sekelompok orang spesial yang mengikuti arahanku walau sekarang sudah terpisah ruang dan waktu.
"TUHAN! Aku bersyukur kau pertemukan aku dengan orang-orang hebat itu. Aku bersyukur kau dampingkan aku dengan seorang spesial itu. Aku juga sangat bersyukur memiliki orang tua dan kakak-kakak yang sangat berjasa dalam hidup ku. Tak ada lupa atas kehendakku ya Tuhan, semua dalam kendali-Mu sang Aku yang memiliki aku"
Wallahu A'lam
0 comments:
Posting Komentar