Sabtu, 20 Februari 2021

Pagiku & Senjamu #Eds.1

Malam seketika sunyi. Seorang perempuan menatap bulan yang terlihat jauh dibalik jendela kamarnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Tatapannya itu seolah mencari sesuatu diantara ruang penglihatannya. Sebelum tertidur pulas dia selalu rutin melakukan hal itu. Entah mengapa, mungkin dia suka dengan pemandangan akan keindahan rembulan itu.
Sesekali dia mengecek hp yang selalu ada disampingnya. Seperti ada yang ditunggu namun enggan untuk berlarut perempuan itu pun memutuskan untuk tidur. Akan tetapi ada sesuatu dari dimensi lain yang selalu mengagalkannya untuk bisa tidur nyenyak. Seoalah ada guncangan jiwa yang tidak mengizinkannya tidur. Oleh karena itulah sebelum tidur dia selalu berdoa dan mematikan lampunya.


Akhirnya perempuan itu tertidur pulas juga. Nama perempuan itu Asma. Hidup sebatang kara tanpa ada yang menemaninya hidup. Orang tuanya sudah meninggal saat dia masih berusia empat tahun. Lumayan sudah lama untuk Asma yang sekarang sudah berusia tujuh belas tahun. Dia sudah biasa mandiri dan mencari uang sendiri. Apapun dia lakukan selagi halal pasti dia kerjakan.

Habis kisanya semalam, Asma dibangunkan sinar matahari pagi yang sudah menembus kaca jendelanya. Tersadar dia bangun kesiangan dan saat ia lihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Harusnya dia sudah berangkat kerja pukul 07:30 WIB. Karena dia terlambat, sebuah pesan masuk melalui hp-nya. Pesan itu bertuliskan:
"Hallo Asma selamat pagi, kamu sudah setengah jam terlambat absen di tempat kerja. Maka dari itu gajimu akan berkurang bulan ini sebesar Rp. 100.000."

Asma yang hanya digaji 500.000/bulan pun terlihat kesal. Karena gajinya bulan ini dipotong. Peraturan itu berlaku bagi pekerja yang baru 1 tahun sebagai percobaan. Karena Asma baru 5 bulan, akhirnya Asma hanya pasrah dan menerima apa adanya saja. Dia bekerja sebagai pencuci baju laudri. Tidak jauh dari kos tempat dia tinggal. Dia tidak memiliki rumah, hanya kos yang dibayar 150.000/bulan. Dengan tempat yang sangat sempit tapi dia bisa bertahan sejak usia 4 tahun.

Teman-temannya salut dengan ketekunan dan semangat yang diperlihatkan Asma. Sampai salah satu temannya bernama Bima memiliki perasaan pada Asma. Namun, Bima tidak mau mengungkapkan perasaanya karena ia tahu kalau Asma tidak suka pacaran. Akan tetap tidak membuat Bima menjauhi Asma. Bahkan Bima selalu mengawasi Asma saat ketika Asma pergi kerja. Bisa beruntung rumahnya tidam jauh dari rumah Asma. 

Asma bisa dikatakan gadis yang cantik dan memikat banyak hati laki-laki yang memandangnya. Termasuk Bima yang selalu menyebutnya bidadari kasat mata. Padahal Asma adalah salah satu wanita dengan tipe pemalu dan tidak percaya diri. Latar belakang dirinya yang tidak memiliki orang tua membuat dia tidak yakin akan ada orang menerimanya karena zaman sekarang orang-orang hanya menilai luar daripada dalam. Dengan demikian Asma selalu tenang dan selalu bisa menerima apapun yang dikatakan orang kepadanya.


Bersambun...

0 comments: