Jumat, 22 Juli 2022

Pesan Ke-3


"Baru kali ini setan membisikkan kebaik dengan menyuruh manusia mencintai lawan jenisnya. Sayangnya godaan manusia melebihi setan"

Aku tidak pernah berpikir terhadap godaan-godaan setan yang menggiurkan tentang indahnya cinta. Bagaimana tidak, aku mengukuhkan keyakinanku bahwa segala yang berkaitan dengan cinta adalah kemurnian hati makhluk dari Yang Maha Cinta. Ini pendapatku, tidak tahu kalau pendapat kalian. 

Saat itu aku berpikir setelah keluar dari pondok pesantren untuk menghidupkan kembali organiasi keagamaan di kalangan remaja. Ternyata asik membangkitkan gairah para penerus yang suci tersebut untuk memperjuangkan regenerasi umat yang taat dan berkualitas. Tapi hanya berjalan beberapa tahun hingga tahun lalu yang disebabkan Covid-19 tidak berjalan dengan mulus kegiatan organiasi tersebut. Jujur pada saat itu ada seorang gadis yang tidak kenal dengan diriku padahal dia belajar dengan ayahku sewaktu SD nya. Sangat aneh rasanya, karena pada saat itu aku sedang tenar-tenarnya dibidang keagamaan. Seperti biasa, santri yang keluar dari pondok pesantren sangat disegani oleh penduduk lokal (desa). Tapi itu tidak berlangsung lama, karena aku harus menyatukan peradaban yang maju ini dengan pemikiran religius melalui filsafat yang aku fahami sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benakku. Salah satunya adalah 'mengapa gadis yang belajar dengan ayahku tidak sama sekali mengenali aku?' pertanyaan ini pernah dijawab olehnya 'karena dia tidak pernah melihat aku selama ini dikampung'. Apakah aku terlalu lama di pesantren? Rasanya tidak juga. Di luar sana jauh lebih lama mondok, tapi tetap saja dikenal oleh orang-orang.

Lupakan! Bagian kali ini tidak membahas seberapa penting aku dikenal oleh orang-orang, karena itu hanya akan membusukkan hatiku sendiri dengan riya' dan ujub. Jadi, pertama aku melihat gadis tersebut terasa unik. Apalagi dia mencuri-curi pandangan pada waktu itu. Layaknya dua insan lainnya yang apabila tertarik pada lawan jenisnya ia tidak akan menunjukkan ketertarikan nya itu namun dengan sembunyi-sembunyi ia memperhatikan. 

Setelah sekian lama dan dalam proses yang terbilang aneh juga. Karena pada saat yang bersamaan ada gadis lain juga dekat denganku. Aku tahu aku harus memilih salah satu diantaranya. Karena aku teringat kata-kata ku dulu:

"Hidup adalah pilihan dan apapun yang kau pilih itulah yang akan menjadi kehidupanmu"

Jadi aku memilih gadi yang aku kenal dengan tatapannya yang tidak berpindah dari wajahku ke wajah-wajah yang lain. Dan inilah awal kisah asing dua insan yang tersiksa sejak akhir tahun 2021. 

Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan pada mu malam ini. Karena seorang pecinta tak pernah lelah dalam kegiatan hijrahnya, maka dia tidak akan berhenti sebelum sampai pada tujuan yang sesungguhnya. Maka dengan itikad baik aku terus berubah menjadi yang terbaik versi Tuhanku. Karena percuma kekasih, untuk menjadi yang terbaik untukmu hanya membuat Dia marah padaku. Sehingga Dia memberikan rasa sakit padaku. Inilah yang juga sering dikatakan oleh Mbah Tejo:

"Tuhan itu maha asik. Terkadang untuk menyelamatkanmu dari orang yang salah, dia mematahkan hatimu"

Maka dari itu perlu aku ingatkan kembali bahwa doa-doa yang telah ku panjatkan ternyata memantul kembali ke bumi. Langit menolak doa ku yang terlarang itu dengan menurunkan hujan agar aku tidak sendirian diguyur dalam guyuran air mata. Tidak tahu apa yang sedang kamu rasakan, hingga kenyataannya sekarang aku adalah nebula yang berusaha menyusun tata letak aksara di atas setiap huruf dalam namamu. Kini aku diam, bukan berarti tidak aku tidak mempedulikan mu. Akan tetapi agar kau bisa bebas dari ku dari tuntutan-tuntutan yang selama ini membuat mu derita. Hanya itu yang aku inginkan dari mu.

Aku berpesan, jika seorang laki-laki lain datang kepada mu. Katakanlah padanya untuk tidak berkata-kata kotor yang terdengar dari telinga mu ataupun terlihat oleh mata mu. Karena aku tahu itu dan kau juga tahu, Tuhan juga Tahu. Jagalah lima waktu dan usahakanlah untuk bersedekah selalu. Aku akan selalu mengingat-ingat hal indah mulai dari awal pertemuan hingga kita asing seperti sekarang ini. Mulai dari kata-kata yang tak berarti menjadi berarti, hingga sekarang kata-kata yang terkirim hanyalah sebagai pemberitahhan saja.

Lihatlah! Betapa banyaknya orang-orang diluar sana dengan seenak hati mereka mengatakan bahwa cinta itu harus saling melengkapi satu sama lain dan perlu berkorban. Bagi Mbah Tejo tidak, dia mengatakan:

"Cinta tidak butuh pengorbanan, begitu kau merasa berkorban maka itu sudah bukan cinta tapi kalkulasi"

Aduh, aku ketiduran menuliskan surat ini untukmu. Seperti dalam lirik sebuah lagu Arjit Singh saja. Ya sudah. Semoga kamu paham maksud dari kata-kata ku ini yang ku tulis semalam walau selesainya pagi ini. Menandakan bahwa aku telah benar-benar menuliskan surat-surat malam ku di punggung pagi. Aku berharap bisa kembali berjumpa di surat selanjutnya dan aku juga berharap kau membacanya.

0 comments: