"Tidak apa-apa berbeda, sejatinya aku tetap dianggap tidak ada walaupun jelas di depan mata"
Tragisnya beberapa hari lalu ada orang yang berani mengajakku pergi ke sebuah danau. Anehnya lagi dia berkata kepadaku 'sesekali kek keluar, jangan ditongkrongan mulu'. Tanpa dia sadari dan ketahui kalau dulu aku rutin keluar bersama kamu.kamu tahu apa yang terjadi di sepanjang jalan? Seperti arwah gentayangan, aku melihat kita sedang duduk di Taman Anggrek sambil bercerita tentang hal-hal yang tidak jelas. Sesekali aku menggelitikkan mu sesekali juga kau menyapu daun jatuh yang ada dipundakku.
Sekarang masalahnya sudah semakin rumit. Sejak kamu mengatakan 'asing' diantara kita dan mengatakan 'berbeda' antara aku yang sekarang dan aku yang dulu. Jujur saja aneh, di mana ada orang yang disikapi sama secara terus menerus sejak dahulu kalah hingga sekarang lalu ia merasakan perbedaan. Tidak, aku rasa bukan aku yang berbeda namun rasa mu kepada ku yang tidak lagi sama. Aku menyadari beberapa kali aku kuat memegang sebuah tali saat kapal hendak lepas dan berlayar. Itu membuat tanganku lebam dan berdarah. Sungguh pun kuatnya aku menarik dan menahan kapal yang ingin berlayar menuju pulau lain itu, aku akan tetap sulit untuk menahannya karena begitu kuatnya kapal tersebut. Aku pun melepaskan sebelah tanganku dan melihat keadaannya sangat parah hingga aku bertanya
"Apakah aku bisa menggenggam kembali jika aku melepaskan kapal yang telah aku tahan erat ini? Atau akan ada seseorang yang akan mengobatinya?"
Entahlah aku juga tidak tahu karena aku bukan Tuhan. Aku hanya melakukan sesuai surat dari kerajaan di mana dalam hukum perikatan tidak boleh adanya Wanprestasi karena ada Undang-Undang yang mengatur hal tersebut. Tapi bagaimana lagi? Kamu tetap saja ingin lepas. Aku lihat kamu jika dengan laki-laki lain begitu asik. Tapi kenapa denganku tidak? Kata mu berbeda rasa, kalau begitu kenapa sekarang pada saat rasanya sudah beda kamu tetap saja tidak seasik pada saat kamu dengan mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dan membuatku terus insecure. Bahkan jika ada wanita lain yang ingin dekat dengan diriku tetap saja akan membuat diriku over thinking. Senaif itukah aku?
Sebenarnya aku tahu permasalahannya dan kamu cuma harus mengikuti arahanku. Tapi lagi-lagi aku terbayang sebuah kata-kata yang pernah aku lontarkan
"Datang dan perginya seseorang tidak lepas dari tanda tanya di hatimu. Kau hanya belum menemukan jawaban. Bukan telah ditinggalkan"
Tapi setelah dipikirkan kata-kata tersebut membuatku bingung. Sebenarnya jawaban seperti apa yang aku inginkan. Rasa-rasanya semua tentang yang ku cintai itu ada di kamu. Apa aku yang salah subjek? Entahlah, seperti membuat sebuah hipotesis saja yang pada saat diprediksi hasilnya akan begini ternyata pada saat diteliti berbeda. Sekarang aku pasrah atas semua kehendak mu. Aku hanya berpesan dengan pesan yang sama. Jaga kesehatan mu, jaga pola makan mu, dan aku akan selalu berdoa untuk mu. Ingat juga yang aku terangkan pada mu, tentang orang yang akan bersama ku kelak. Itu rahasia mu jangan kau beri tahu orang yang bersama ku nanti. Dia akan ku ratu kan dan kau sudah pasti tahu apalasannya.
Terimakasih atas pelajaran panjangnya dari mu kepada ku. Semoga kamu baik-baik saja.
"Kau tau apa yang kau rasakan dan kau tau apa yang terjadi. Tapi yakinlah kalau tuhan tahu di balik apa yang kau rasakan dan yang terjadi"
Wallahua'lam
0 comments:
Posting Komentar