Senin, 25 Juli 2022

Pesan Ke-6


"Sungguh? Kau adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di hati ku. Maka negeri Cinta tak pantas dijajah oleh pendusta"

Seperti awal mengenal mu aku sudah begitu sangat yakin terhadap dirimu. Sampai-sampai keyakinan itu mengantarkan ku pada punca kangen paling dahsyat seperti yang dikatakan oleh Sujiwo Tejo:

"Puncak kangen paling dahsyat itu ketika engkau tidak saling sms-an, chating-an, telponan. Tapi diam-diam saling mendoakan"

Aku rasa Tuhan membuat kisah ini agar bahagia nya nanti saat kita ceritakan pada penerus kita saat kita sudah tua. Tuhan benar-benar sutradara yang ceritanya selalu mengandung misteri namun hadiahnya indah berkali-kali. Tidak hanya bersyukur, bahkan aku ingin mencari istilah yang lebih dari bersyukur itu sendiri untuk mendengar kabar baik tetang mu. Semua benar-benar kehendak Tuhan. Janji Tuhan memang tidak pernah diingkari-Nya. Buktinya:

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit jaringan, kekurangan, dan kekurangan harta, jiwa, buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Lelucon mu sangat penuh hikmah Ya Rabbi. Terkadang aku saja yang terburu-buru meminta padahal aku selalu berbuat dosa pada mu. Akan ku persembahkan puisi untuk mu malam ini:

Bagai rembulanku yang benderang
Dengan pantulan cahaya Ilahi Yang Maha Penyayang
Engkau hadir menjadi obat penenang
Bagi jiwa ku yang hampir gila ini

Malam ini awan bersedih haru
Mendengarkan kalimat rindu dari mu
Malam ini angin bertiup kencang
Menghela nafas untuk berkasih sayang

Tuhan tak pernah gagal dalam menulis naskah
Hanya aku saja yang selalu gagal berperan
Tuhan tidak pernah memutus Rahmat-Nya
Hanya aku saja yang tidak menghadap pada-Nya

Cinta telah datang dengan lilin
Di antara gelapnya gulita dia berbisik
Bagaimana rasanya rindu
Aku pun mengatakan
Rindu dikalikan jarak sama dengan aku

Oh kekasih ku
Kau seorang yang sempurna
Karena kau diciptakan Yang Maha Sempurna
Mustahil Tuhan gagal dalam menciptakan

Oh sayang ku
Adakah anggur yang lebih memabukkan
Melebihi anggur wajah mu yang mempesona
Akan kurajut wajah mu di antara bintang-bintang
Membentuk ruang untuk berkasih sayang

Kau kopi puncak malam mu
Saat ku sedu manis rasanya
Saat ku cium wangi aromanya
Dan asapnya membentuk wajah mu yang indah

Walau telah lama aku tidak menulis sebuah puisi. Tentu adanya dirimu telah ada pula objek puisi ku. Pena yang ada di jari ku akan menggores tinta tentan kata yang penuh cinta. Kertas putih yang kosong ini akan ku isi dengan belas kasih terbaik versi ku. Tidak apa-apa jika tidak dipahami. Tidak apa-apa jika tidak seindah mastnawi. Aku hanya berharap dengan mencinatimu, aku bisa berjumpa kembali dengan diriku. 

Ada banyak kertas kosong yang tersisah. Pilihannya adalah kau mengisi kertas itu dengan kisah mu atau menghabiskan waktu untuk membaca yang telah kau tulis hingga kematian tiba? Kesetiaan itu nyata dan itu dari Tuhan. Kebahagiaan itu benar adanya, jika kita tidak ingin menemukan apapun lagi selain Dia. Semua doa telah terijabah. Hati mu telah kembali mekar ceriah. Beberapa percobaan dirimu mendekati laki-laki telah gagal. Maka aku adalah pententang takdir dirimu dengan sebuah doa yang isinya hanya aku dan Tuhanku yang tahu.

Semoga sukses dan langgeng. 

0 comments: