Selasa, 15 November 2022

Pesan Ke-17

 "Taburkan lah bunga mawar selagi aku hidup, kelak melati belum tentu tumbuh saat aku sudah mati"



Nampaknya sudah terlambat, jika seseorang mencoba untuk memberiku semangat. Masalah nya bukan di luar seperti yang terlihat lagi, namun sudah terselubung di dalam ruang-ruang ingatan. Waktu pun tak ingin mengusut tuntas tentang sirat pendam di dalam benak ku.

Orang-orang juga berbicara tentang takdir. Sedangkan mereka tidak tahu isi takdir itu sendiri. Seperti bunuh diri contohnya. Banyak istilah seperti 'mendahului takdir' yang terus terucap dari mereka yang masih normal secara mental. Tapi apakah mereka pernah mengira bahwa seseorang yang bunuh diri, mungkin juga itu yang tertulis di takdir mereka. Bukankah kematian itu takdir? Siapa yang bisa mengetahui seseorang akan bunuh diri? Siapa yang mengetahui penyebab orang itu akan bunuh diri? Aku membela mereka, karena yang aku lihat mereka hanya daun kering yang telah lama gugur, lalu orang-orang menyiraminya air. Berharap daun yang telah lama gugur tersebut tumbuh menjadi pohon. Padahal tidak demikian konsepnya.

Mereka melihatnya sederhana, sangat sederhana. Itu sebab nya mereka selalu menyayangkan orang-orang yang mati bunuh diri. Bagi mereka itu adalah hal yang konyol dan bodoh. Tapi apakah mereka merasakan apa yang orang mati bunuh diri itu rasakan? 

Mawar,
Bunga yang sangat aku sukai sejak Desember 2021. Sebelumnya aku juga menyukai setangkai bunga lain, bunga itu adalah bunga melati. Sekarang aku memiliki dua bunga yang aku sukai, bunga mawar dan bunga melati. Namun tampaknya, bunga mawar lebih menghidupkan alam sunyi ku. 

Bunga melati,
Nanti giliran mu yang harus tumbuh saat aku mati. Tebarkan aroma mu yang semerbak itu pada setiap sembilu di hati orang-orang yang suka memendam. Kendati demikian, aku sudah pernah berusaha keras menghidupkan mental ku kembali. Tapi ada suara-suara manusia yang mengusiknya. Mereka tidak tahu betapa berisiknya kepala ini. Tapi ya sudah lah. 

Nanti aku hanya akan berpesan, mawar ku tidak boleh ada yang menyentuhnya. Melati ku harus menggantikan mawar itu saat aku mati. Ingat! Hanya ada setangkai bunga mawar dan melati. Di antara mereka, bunga mawar yang hidup selama aku hidup harus ikut mati jika aku mati. Bunga melati yang sedari dahulu mati saat aku hidup, ia harus tumbuh saat aku telah tiada untuk selamanya.

Penuh sirat kata yang aku cantumkan dalam surat kali ini, penuh filosofis yang jika dikupas kalian akan menemukan penyebab aku mati, suatu hari nanti ^_^

0 comments: