Minggu, 06 Oktober 2024

Pesan Ke-22

"Percayalah bahwa semua yang buruk datang karena dua hal, pertama karena kita pernah berbuat buruk sebelumnya dan kedua karena kita tidak pernah ikhlas melakukan kebaikan."


Di antara kalian ada nggak yang pernah merasa kecewa karena telah bertemu dengan orang yang sifatnya buruk dan membuatmu sakit hati? Kemungkinan itu adalah karma yang datang kepadamu. Kamu harus menerimanya. Karena mungkin rasa sakit yang kau terima sekarang ini sama hal yang dengan rasa sakit yang orang lain pernah terima dari perbuatanmu sendiri. Kemungkinan kedua kamu kecewa karena kamu tidak ikhlas berbuat baik. Ikhlas merupakan kunci untuk hidup bahagia. 

Ada kisah sebut saja namanya Insan Kamil seorang pria yang berperawakan religius. Dia selalu berbuat baik kapada kekasihnya. Tapi dia berharap dengan perbuatan baiknya tersebut dia tidak ditinggalkan oleh kekasihnya. Alhasil dia selalu merasa kecewa dan bersedih hati setiap kali ada ancaman untuk berpisah dengan sang kekasih. Insan Kamil tersebut tidak menyerah dan terus memperbaiki yang salah sehingga selalu meminta maaf tanpa memperdulikan siapa yang benar dan salah. 

Rasa sedih dan kecewa yang tergambar pada cerita diatas merupakan dampak dari ketidakikhlasan Insan Kamil dalam berbuat baik. Dia berbuat baik hanya untuk mempertahankan hubungan sehingga lupa apa esensi dari menjalani hubungan hingga membangun hubungan baik itu sebagaimana seharusnya.

Kisah kedua adalah kisah dimana karma tersebut benar-benar ada ialah Nyla seorang wanita yang dicintai hebat oleh seorang pria bernama Purnomo. Namun suatu ketika Nyla bermain hati di belakang Purnomo dan berselingkuh. Karena media sosial saat ini sangat canggih dan mudah diakses. Informasi selingkuh tersebut sampai terdengar di telinga Purnomo. Rasa sesak di dada karena sakit mendengar kekasinya selingkuh di belakangnya sungguh tidak terobati. Pertama kalinya Purnomo dipermainkan seprti itu hingga akhirnya ditinggalkan oleh Nyla yang lebih memilih Bima yang merupakan selingkuhannya, Selang beberapa bulan Nyla jatuh sakit dan dirawat inap di salah satu rumah sakit di kotanya. Selama Nyla sakit pacarnya Bima tidak pernah menjenguk dan akhir-akhir ini tidak memberi kabar kepada Nyla. Karena Nyla sakit Bima yang kerja mungkin merasa bosan tidak ada menemaninya jalan-jalan malam. Akhirnya Bima berkenalan dengan wanita lain nama Sinta. Tanpa sepengatahuan Bima kalau Sinta merupakan kawan sekolah Nyla dulunya. Sinta juga tidak tahu kalah Bima adalah pacar kekasihnya. Dirasa nyaman akhirnya Bima berbicara kepada Nyla dan mengungkapkan rasa ingin berpisahnya dengan Nyla. Nyla yang baru siuman pun merasa sedih kenapa itu bisa terjadi. Nyla merasakan sesak di dada karena sakit mendengar pernyataan yang diungkapkan Bima. Selang beberapa hari Sinta mengetahui kalau Bima dan Nyla ternyata memiliki hubungan. Karena merasa bersalah Sinta mengaku telah melakukan pendekatan dengan Bima karena ajakan Bima itu sendiri. Dia tidak tahu kalau Bima adalah pacar Nyla. Mendengar cerita dari Sinta, Nyla merasakan sesak di dada karena mendengar kekasihnya selingkuh di belakangnya sungguh tidak terobati. Nyla tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa nangis, diam, dan berpasrah. Tapi Nyla merenungi rasa sakit nya dan mencoba intropeksi diri. Mungkin Tuhan mengirim Bima sebagai alat untuk melakukan karma agar Nyla bisa merasakan apa yang dirasakan Purnomo dahulunya. 

Pesan moral dari cerita kedua tersebut yakni karma bisa saja datang lewat peristiwa yang bahkan dilakukan oleh orang tercintamu. Namun kamu tidak sadar. Cak Lontong pernah berkata "Ketika kamu bilang biarkan tuhan yang membalasnya, yang harus kamu tahu bahwa yang kamu alami sekarang adalah balasan dari tuhan". Jadi jangan selalu menyalahkan orang lain saat rasa sakit, kecewa, yang mereka perbuat kepadamu. Bisa jadi orang yang membuatmu sakit tersebut ada peran Tuhan dalam menunjukkan keadilannya tentang "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.

Pesanku kepadamu wahai kekasih, teruslah berbuat baik walau di sekitarmu buruk. Filosofi menjadi mata air bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Putuslah mata rantai karma dengan intropeksi diri, ikhlas, dan selalu berbuat baik.


Continue reading Pesan Ke-22

Minggu, 25 Juni 2023

Pesan Ke-21


Tidak ada kunci untuk membuka rumahnya maka akan sulit untuk masuk ke dalam. Terlihat dari gelembung pesan di WhatApp seorang wanita meminta bantuan untuk membuka rumah tersebut. Namun ketika bantuan datang, seorang wanita tersebut telah menemukan caranya sendiri. Pemberi bantuan hanya bisa membawakannya secangkir es. Ia juga membawa palu untuk membobol rumah tersebut. Namun lagi dan lagi pemberi bantuan tersebut selalu datang terlambat. Karena rumah tersebut sudah bisa dibuka, maka seorang wanita tersebut bergegas menyuruh laki-laki yang ingin membantunya tersebut pergi. Tapi laki-laki itu tetap senang, karena ia bisa melihat orang yang dicintainya secara langsung.

Ada suatu filosofi yang ada dipikiranku mengenai kunci rumah yang dibawa oleh orang lain. Pertama, wanita tersebut ingin mengambil berkas penting yang ada di dalam rumah tersebut. Berkas-berkas tersebut adalah berkas yang sangat berarti dalam hidupnya. Karena hanya itu satu-satunya yang bisa memberikannya jalan untuk kepentingan administratif kedepannya. Kedua, timbulah sebuah masalah dimana kunci rumah tempat berkasnya tertinggal tersebut dibawa oleh temannya. Hingga mau tidak mau wanita itu harus membobol rumah tersebut. Terakhir, wanita itu meminta bantuan pada kekasihnya walaupun datangnya terlambat, ia terlebih dahulu menemukan jalannya sendiri untuk membuka rumah tersebut.

Maknanya ada hal yang berharga dalam diri wanita tersebut, sehingga wanita tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting bagi seorang laki-laki yang memilikinya. Lalu masalah bermunculan dikemudian hari adalah laki-laki itu bukanlah pemegang kunci hati wanita tersebut. Wanita tersebut telah menemukan kunci yang tepat untuk membuka segalanya dalam hidupnya. Terakhir wanita tersebut sudah cukup aman dan tentram. Bahkan bahagia dengan laki-laki yang pas. 

Bingung bukan membaca tulisan yang satu ini? Aku sengaja memperumit tulisannya dan berharap tidak ada yang tahu maksud dan tujuan aku menulis naskah ini. Kata orang, mengikhlaskan adalah puncak dari cinta yang sangat dalam. Sebab itu ia merasa bahwa dirinya dengan orang yang dicintainya tidak pernah berpisah sekali pun dalam lafadz maupun raga telah terpisah. Laki-laki yang benar-benar mencintai itu sebenarnya telah memasrahkan dirinya untuk tidak lagi terlibat dengan perasaan mana pun. Baginya hanya ada satu cinta, selain itu hanyalah rindu-rindu yang menjadi bumbu penyedap rasa dalam hidupnya. Bisa juga selain cintanya yang telah hilang, setelahnya ia hanya menemukan jalan yang akan selalu memutar balikkan ingatannya. Meski ia telah mengikhlaskan, namun ia akan belajar banyak dari masa lalu yang teramat indah. Ia akan memperbaiki yang kurang dengan orang baru, meski tidak semudah di awal ia jatuh cinta.

Continue reading Pesan Ke-21

Rabu, 31 Mei 2023

Pesan Ke-20

 


Orang-orang banyak berbicara tentang kebenarannya masing-masing. Ada kebenaran yang disepakati seperti agama dan ada kebenaran yang hanya diakui secara individu seperti kebenaran perspektif. Terdapat banyak kesalahfahaman di dalam hidup ini. Karena manusia diberikan akal yang murni digunakan untuk berpikir, menyadari, mempelajari dan mengetahui. Tapi tidak semua orang yang menggunakan akal seperti demikian itu. Beberapa orang bahkan menggunakannya secara tidak murni dengan cara mengedepankan keegoisan yang ia paksakan agar diakui kebenarannya. Untuk mendapatkan itu, banyak orang yang saling menyerang satu sama lain. 

Contoh sederhananya seperti seorang anak yang ingin bermain bola, karena ia memiliki cita-cita sebagai pemain sepak bola yang hebat dan terkenal. Di sisi lain orang tuanya ingin anak itu belajar dengan tekun agar bisa mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Kedua-duanya sebenarnya sama-sama benar. Bagi sang anak, untuk mengejar cita-citanya menjadi pemain sepak bola yang hebat dan terkenal, bermain bola dan terus latihan adalah jalan yang benar. Tetapi bagi sang orang tua, membimbing anak untuk terus belajar dan harus mendapatkan nilai yang bagus di sekolah juga akan dianggap benar oleh orang tua. Kedua-duanya memiliki kebenaran menurut anak dan menurut orang tua. Inilah yang disebut dengan kebenaran perspektif.

Dengan adanya kebenaran perspektif tersebut, maka akan ada kesenjangan yang membuat antara anak dan orang tua selisih paham terhadap olahraga bola kaki dan belajar. Jika dilihat dari perspektif anak, karena cita-citanya menjadi pemain bola maka bermain bola adalah kebenaran yang harus ia lakukan. Dari perspektif orang tua, karena harus mendapatkan nilai bagus maka belajar yang tekun adalah kuncinya. Lalu di mana kesalahannya? Kesalahannya tidak ada. Hanya saja ada yang tidak sejalan atau kesalahpahaman antar anak dan orang tua. Lalu bagaimana cara mengatasi kesenjangan tersebut? Cara yang paling sederhana ialah menghargai kebenaran masing-masing orang.

Contoh menghargai kebenaran masing-masing orang seperti kebenaran anak dan orang tua tadi. Orang tua seharusnya bisa menghargai cita-cita anaknya yang ingin menjadi pemain sepak bola yang terkenal dan hebat. Hanya saja diarahkan dengan baik agar anaknya sungguh-sungguh menekuni hobinya tersebut. Boleh menyuruh anaknya belajar namun jangan larang mereka mengembangkan bakat yang telah ia miliki. Lalu anak juga demikian, juga harus bisa menghargai pendapat orang tuanya. Mungkin seorang anak bisa melakukan hobinya, namun terimalah opsi yang diberikan orang tua untuk tekun dalam belajar semampu anaknya saja. Jadi hobinya tetap jalan dan belajarnya juga tetap jalan.

Selain kebenaran perspektif, ada pula kebenaran yang telah disepakati. Salah satu kebenaran yang disepakati tersebut ialah kebenaran agama. Kebanyakan manusia mengakui kebenaran ini karena kuantitasnya yang sangat banyak. Agama telah disepakati oleh umat manusia untuk mengatur kepribadian atau individu dengan penuh budi pekerti yang luhur. Manusia tidak akan pernah bisa lepas dari agama sekali pun, meski seorang tersebut adalah orang  ateis. Di sisi ketidakpercayaannya pada Tuhan, kaum ateis tidak mungkin tidak mengerti budi pekerti atau etika dalam kehidupan sosial. Hal yang mereka percayai sebagai suatu kebaikan sebenarnya juga merupakan bagian dari ajaran agama. Kebenaran yang disepakati ini sangat sulit untuk disalahkan karena memiliki landasan yang kuat dan sangat logis. Sehingga tidak bisa dibantah kebenarannya sekali pun dengan pemikiran yang paling cerdas. Jika kebenaran ini di klaim oleh salah satu kelompok dan kelompok tersebut menyalahkan kelompok lain dengan atas nama agama, sebenarnya kelompok tersebut belum beragama dengan baik dan benar. Sebab agama sangat menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan budi yang luhur.

Ketika kita sudah memahami dua kebenaran tersebut lalu kita mengatasi problem yang ada pada kebenaran perspektif, maka kita akan terlepas dari kebenaran buta yang membuat hidup manusia tidak tenang walaupun sudah menganggap dirinya berada pada jalan yang benar. Karena benar yang dia maksud sebenarnya benar menurut dirinya sendiri. Sebab itu, untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah kita berlu teliti. Bahkan bisa saja kita melakukan penelitian terhadap kebenaran yang telah kita lihat atau kita dengar dengan telinga. Bisa jadi yang kita lihat dan kita dengar tersebut merupakan hipotesa yang harus kita uji kebenarannya melalui sebuah penelitian. 

Contohnya saat kita mendengar dari seseorang yang mengatakan "Si Fulan telah melakukan pencurian sepeda motor di Lokasi A". Orang bijak tidak akan langsung percaya begitu saja dengan tuduhan terhadap Si Fulan. Maka langkah yang bagus seharusnya kita melakukan mengolah terlebih dahulu informasi tersebut sebagai Hipotesa yang akan kita uji kebenarannya. Kita mulai dari melihat bukti-bukti yang ada hingga saksi-saksi yang berada di Lokasi A saat itu. Kemudian dari mana sumber informasi tersebut tersebar. Hingga kita menemukan titik yang benar-benar jelas dan didukung dengan fakta yang kuat. Barulah kita bisa mengambil kesimpulan apakah si Fulan benar-benar mencuri atau hanya fitnah belaka.

"Fahamilah semua kebenaran sebagaimana kita memahami keburukan. Bukan hanya keburukan yang perlu kita kepoin lebih dalam tetapi kebenaran juga seharusnya juga demikian"
-Zulpasmi-

Continue reading Pesan Ke-20

Kamis, 25 Mei 2023

Pesan Ke-19


Malam ini indah ya. Rembulan bersinar lembut dan menembus celah-celah daun. Membias remang saat menembus kaca jendelaku. Aku tak ingin malam ini berakhir begitu saja. Seolah ingin selamanya ku hentikan waktu. Kakiku mulai sejuk, karena angin malam yang terus membelainya. Namun ku biarkan saja mereka bermesraan. Sunyinya malam tak dapat ku bubarkan. Karena di sana ada imajinasiku yang ku bentang luas seluas semesta. Harapan tentu saja pasti ada. Ia hadir seperti kunang-kunang yang sekestika datang entah dari mana arah kedatangannya. Aku berharap tidak tau soal itu. Tetapi bintang-bintang bersuara merdu, memberitahukan bahwa kamu telah hadir dalam hidupku. 

Awalnya aku tidak percaya sama sekali kalau cinta itu nyata di dalam dada. Sebab aku meyakini cinta itu tertanam di dalam hati. Ternyata aku salah dalam beranggapan. Cinta bersemayam di dalam jiwa yang suci. Ia duduk tenang sambil memilih dan memilah rindu mana yang tepat untuk disajikan pada aku yang sedang bersedih. Kesedihan ini bukanlah akibat kekecewaan yang telah mengiris hati. Tapi disebabkan oleh ketiadaan dirimu yang membuatku resah dan semakin gelisah. Sedih yang mengalirkan air mata ke bumi yang tak tahu apakah sebelumnya mereka sudah berjanji atau belum. Namun demikianlah adanya. Baik aku atau siapa pun tidak akan tau apa yang telah disampaikan air mata itu ke bumi. Aku tidak berharap banyak untuk mengetahuinya. Tapi aku berharap dari tetesan air mata itu akan tumbuh benih cinta di hatimu.

Duhai malam, dapatkah kau mengendalikan diriku. Aku terbang di antara bintang-bintang yang terang benderang. Yang cahayanya tak dapat ku hitung berapa kecepatan yang dibutuhkan untuk sampai ke mataku yang buta ini. Aku telah membuang jam tanganku untuk itu. Sebab waktu bagiku bukan hanya detik yang berputar di jam tangan maupun jam dinding. Waktu bagiku adalah sebuah ruang yang tak akan dimengerti siapa pun. Seperti kecepatan cahaya bintang yang sampai ke mataku. Ia menyentuhnya dengan lembut, lalu keluarlah peri yang cantik mengelilingiku. "sedang apa?" tanya peri-peri cantik itu. Aku tidak percaya mereka ada tepat di depan mataku. Tapi itulah kenyataannya. Mereka mengajakku untuk berkeliling hutan. Membelai rumput-rumput seperti angin meniupkan daunnya. Memetik bunga yang tetap harum setelah aku pisahkan dengan batangnya. Aksara yang kini terukir diantara rasa sedih dan gembira sudah seperti nebula yang mengelilingi kepalaku. Tak satu nebula pun yang tak ku sapa. Mereka bercerita tentang lorong kosong. Manusia tidak akan mampu menggapai lorong tersebut.

Kemudian aku pulang kerumah. Tampak indah tempat tidurku yang telah dihiasi dengan bunga-bunga. Harumnya yang semerbak tak lagi ku hiraukan karena kenyamanan yang aku rasakan saat berbaring di sana. Aku berharap, kamu ada di sisiku pada waktu yang bersaman. Lalu kita bercumbu sambil merayu-rayu sunyi untuk ikut membungkam malam. Tapi malam malah protes pada kita berdua. Katanya ia ingin ikut bersenggama dengan sunyi. Karena telah lama mereka pecah karena siang tak kunjung senja. Hingga akhirnya kita tertidur pulas di malam yang sunyi. Hanya merekalah yang menjadi saksi betapa aku dan kamu telah menyatukan hati.

Teruntuk kamu, jangan pernah bosan menghadapiku. Aku adalah renjanamu yang bebas kau ekspresikan dalam setiap diksi, puisi bahkan dongeng pengantar tidurmu. Aku berharap kita berkumpul kembali bersama nebula yang indah. Nanti aku gantungkan harapanku di sana dan kau juga harus demikian. Setelahnya kita ayunkan untuk membiarkan harapan itu mengayun tertiup angin. Kau mungkin suatu saat merindukanku. Beberapa detik suaraku yang mendarat di telingamu akan membuatmu kegirangan bahagia. Dan kau mengulanginya beberapa kali hingga kau lupa itu hanya suaraku, bukan diriku. 

Pada akhirnya kita akan kembali menghantam langit dengan awan hitam. Menggoyangkan keimanan hanya demi suatu kepercayaan. Namun siapa sangka, suatu saat kita akan mewarnai langit dengan cerahnya sinar mentari. Pagi akan tiba kekasih. Itu dia mentari yang kita tunggu, hadirnya yang tidak disadari itu akan kita beri penghargaan berupa telaga kautsar yang abadi. Kita akan menatap langit bersama, kau menggenggam tanganku. Pun aku juga akan demikian. Lalu bersama melangkah menuju satu tempat yang sama. Yang orang-orang bilang namanya surga. 

Continue reading Pesan Ke-19

Jumat, 03 Maret 2023

KEHIDUPAN SELANJUTNYA

 "Hingga saat ini kematian masih menjadi misteri bagi semua orang yang masih hidup. Entah ada apa di balik kematian semua orang tidak tahu secara pasti. Mereka hanya tahu bahwa mati adalah kepastian"



Duahulu saat saya masih kecil saya berpikir kemana perginya orang-orang yang sudah meninggal. Apakah terkubur begitu saja atau mereka berpindah ke dalam alam yang lain dan lebih sempurna? Saya juga pernah berpikir apakah benar setiap orang yang meninggal akan menjadi salah satu bintang di langit? Beragam pertanyaan sudah muncul saat itu. Tidak tahu alasannya kenapa, akan tetapi itulah pikiran anak kecil yang belum tahu apa-apa dan sangat ingin tahu tentang kehidupan setelah kematian. Sampai akhinya saya berkhayal banyak hal tentang kehidupan setelah kematian. Entah ini adalah pikiran yang benar atau salah. Saya tidak terlalu memperhatikan kebenaran dan kesalahan waktu itu. Saya tidak ingin memenjarakan imajinasi saya di dalam kebenaran atau pun kesalahan, yang merupakan belenggu selama ini menggantung umat manusia. Hingga mereka membunuh Tuhan dengan kebenaran yang mereka klaim secaransepihak.

Waktu itu saya membayangkan jika manusia mati akan hidup kembali. Tetapi bukan seperti gambaran yang telah dijelaskan manusia pada umumnya. Hidup kembali yang saya maksud adalah reinkarnasi manusia ke bentuk yang lain. Misalnya si fulan meninggal dunia dan saat ia telah dikuburkan maka ia akan hidup lagi sebagai tumbuh-tumbuhan, udara, hewan, awan, pasir dan sebagainya. Jadi, manusia mati tidak serta merta mati. Tetapi melanjutkan kehidupan selanjutnya dalam bentuk yang berbeda pula. Ini adalah pikiran seorang anak kecil yang membayangkan sesuatu saat ia penasaran. 

Secara rasional, hal ini mungkin saja tidak bisa diterima karena tidak ada landasan apapun yang mendasari bahwa manusia yang telah mati akan hidup lagi dalam bentuk makhluk hidup lainnya. Siklus ini terus berkembang di otak saya pada saat saya belajar IPA di SMP. Mempelajari bagian-bagian alam semesta yang tidak tahu pasti luasnya seperti apa. Karena saya yakni, manusia yang tinggal di bumi saat ini hanyalah bagian terkecil dari yang paling kecil di alam semesta. Bukan karena ingin menentang pemikiran-pemikiran yang telah dibangun oleh agama selama ini. Tapi hanya penasaran dengan sesuatu yang biasanya wajar diterima oleh akan dibalik menjadi sesuatu yang tidak wajar diterima oleh akal. Contohnya, adanya kehidupan di akhirat yang katanya manusia akan kekal di dalamnya. Jika ia dimasukkan ke dalam neraka, maka ia akan kekal selamanya di neraka kecuali orang-orang yang mendapatkan belas kasihan dari Tuhan lalu memasukkannya ke dalam surga. Sebaliknya, jika seseorang masuk ke dalam surga, maka ia akan kekal selamanya di surga. Lagi-lagi kita tidak akan tahu apa-apa soal kehidupan di sana. Kita hanya diberikan gambaran tentang apa dan bagaimana yang sebenarnya akan terjadi saat kita telah melewati fase mati. Sejauh ini kita dituntun untuk mempercayai dan meyakini hal yang mustahil untuk dibuktikan. Karena semua telah dicekoki oleh kesaksian buta yang berdalih akan mendapatkan kebahagiaan abadi  atau kesengsaraan abadi sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi.

Lalu apapun yang akan terjadi setelah manusia mati, kita semua tidak mengetahui apapun soal itu. Tapi menurut saya sendiri, selain harus mempercayai dan meyakini adanya akhirat sebagai kehidupan selanjutnya. Hendaklah kita bisa meyakinkan diri kita sendiri tentang kehidupan setelah kematian tersebut. Karena saya pernah membaca "Keyakinan buta akan jauh lebih berbahaya dari pada kebohongan". Jika benar kalian meyakini kebenaran adanya akhirat, maka yakinkan terlebih dahulu dirimu sendiri. Sebab kebenaran yang dibungkus oleh sebagian kaum beragama bisa saja digunakan untuk menguasai diri mu hingga kamu lepas kendali dan dipaksa tunduk tanpa diperbolehkan menggali lebih dalam lagi akan makna yang sesungguhnya dari akhirat. Hingga akhirnya saat kamu bisa menjawab semua yang dipertanyakan orang-orang yang meragukan kebenaran adanya akhirat yang telah dikemukakan oleh agama yang kau anut.

Semoga bisa memahami dan teruslah bertanya untuk berpikir.
Continue reading KEHIDUPAN SELANJUTNYA

Kamis, 02 Maret 2023

MATI ADALAH KABAR GEMBIRA

KEMATIAN ADALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN


Halo semuanya, kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tapi berdasarkan pandangan dan pengalaman saya sendiri. Saya pernah mendengar dan membaca suatu kalimat dari sebuah film yang berjudul "Laal Singh Cadda". Kutipan kalimatnya ialah "Bukankah kematian juga bagian dari hidup". Ya, kalimat itu menurut saya sangat tepat. Mengapa? Karena pada dasarnya setiap yang bernyawa akan mati. Kalimat ini awam bukan? Tapi saya ingin lebih memperdalamnya dengan analogi hidup yang sesungguhnya. Apakah sebenarnya kita selama ini benar-benar hidup atau hanya suatu komponen organ yang membentuk tubuh? Dan kita hanya menumpang hidup di dalam komponen organ tersebut. Sebenarnya, sebagai makhluk hidup seharusnya kematian adalah pembahasan yang paling menyenangkan dan asik untuk dibicarakan. Menurut saya, anggapan-anggapan kematian adalah suatu yang menakutkan kurang tepat. Padahal banyak orang yang tahu bahwa kehidupan yang sebenarnya akan benar-benar dimulai pada saat kematian telah terjadi pada diri seseorang. Itu pun mungkin kalau benar-benar ia memulai hidup yang baru. Jadi, bagi saya seseorang yang mati tidak layak untuk diduka citakan. Mungkin lebih layak untuk kita suka citakan, karena ia telah lepas dari beban yang selama ini memenjarakan manusia yakni dunia. Betapapun hebatnya dunia ini memberikan manusia kebahagiaan, tetap saja dunia akan menjadi titik ukur kesengsaraan manusia setelah ia mati. Karena bagi kaum beragama, selayaknya dunia harus diimbangi dengan akhirat (kehidupan setelah mati). Tapi bagi kaum sophia mereka akan terus mencari kebijaksanaan hingga menemuKan satu titik mereka akan tetap hidup walaupun ada kata "mati" suatu saat nanti. Begitu pun kaum sufi yang bahkan menganggap hanya satu yang layak ada dan yang ada tersebut hidup selamanya (kekal). 

Sekarang pertanyaan baru mulai muncul, siapa yang mengisyaratkan kematian adalah kabar buruk untuk pertama kalinya sehingga harus disuka dukai? Bahkan dalam ajaran agama pun kematian tidak lain hanya sebagai pengingat bahwa semua yang hidup, cepat atau lambat juga akan mati. Kematian ini hanya dialami oleh setiap yang bernyawa. Lalu apa sebenarnya nyawa? Apakah nyawa itu memang benar-benar hidup atau selama ini kita salah kaprah dengan kata nyawa? Ternyata nyawa memiliki arti kehidupan, bukan hidup. Saya menganalogikan kehidupan dengan imbuhan "ke" dan "an" yang memiliki maksud tertentu dan bagi yang menggalinya lebih dalam akan mendapatkan satu arti yang sebenarnya dari nyawa yang diberikan kepada manusia. Secara bahasa, imbuhan "ke" biasanya digunakan keterangan status atau pun tujuan. Sedangkan imbuhan "an" biasanya membentuk suatu nomina abstrak dan konkret. Sedangkan hidup sebenarnya memiliki definisi mencari identitas diri. Bagi saya orang yang telah mengetahui makna hidup yang sebenarnya tidak akan mati. Mungkin ada yang mengatakan "si fulan telah mati", tapi saya meyakini bahwa si fulan itu hanya mati sebatas fisik. Selebihnya saya tidak tahu apakah ia benar-benar mati. Ini sama halnya dengan orang yang mengatakan "si fulan masih hidup, dia ada di sana" dan itu pun saya tidak meyakini si fulan tersebut apakah benar-benar masih hidup? Secara lahiriyah memang benar si fulan masih hidup. Memang semuanya masih memiliki misteri yang sangat sulit dipecahkan. Pertanyaan sederhana yang ada di awal paragraf ini bagi beberapa orang mungkin tidak penting dan tidak perlu dipertanyakan karena mereka hanya mengalir seperti sungai. Mengikuti arus saja dan tidak tahu kemana ia akan sampai. Apa yang orang katakan, selagi memiliki dasar berselimut agama ia akan ikuti. Tapi bagi saya ini sangat penting. Agar kesaksian yang benar-benar menyaksikan adanya yang ada dan saya harus menyadari apa yang ada di sekeliling saya apakah benar-benar makhluk hidup atau hanya sekedar mayat yang berjalan. 

Saya akan mengutip beberapa kata-kata di akhir statement yang menurut saya ada kaitannya dengan kematian dan kehidupan. Berikut beberapa kalimat tersebut:

"Janganlah bersedih, datang dan perginya seseorang di dalam hidupmu tidak lepas dari tanda tanya di hatimu. Kau hanya belum menemukan jawaban, bukan telah ditinggalkan" 
[Zulpasmi]

"Saya makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan." 
[Socrates]

"Hal yang paling pasti dalam hidup ini adalah kepergian, karena pertemuan masih menjadi misteri"
[Zulpasmi]

"Dalam hidup ini, ada hal-hal yang tak ingin Anda lanjutkan, namun Anda terlalu takut untuk mengakhirinya."
[Socrates]

"Banyak yang menyukai senja, tapi mereka tidak sadar bahwa setiap hari hanya ada pagi yang selalu menyapa"
[Zulpasmi]

"Belajar dari kemarin, hidup untuk sekarang, berharap untuk besok. Hal yang paling penting adalah jangan berhenti bertanya."
[Albert Einstein]
Continue reading MATI ADALAH KABAR GEMBIRA

Rabu, 04 Januari 2023

2022-Setahun Kemudian



Januari 2022, tepat setahun yang lalu. Saya banyak belajar dari tahun tersebut. Ikhtiar, harapan, perpisahan, pengingkaran, keterasingan, kesendirian, pendam, dendam, ketidakpercayaan terhadap manusia hingga hampir tak percaya kepada Agama yang saya anut saat ini. Satu tahun penuh semuanya mengisi kepalaku yang sekarat. Tahun di mana saya menemukan beberapa jawaban yang kini melahirkan pertanyaan baru. Mungkin saja ini adalah hukum kausalitas yang hadir dalam hidupku pada September 2021. Tepat di mana kecerobohan demi kecerobohan yang saya lakukan tanpa berpikir matang. 2022 saya telah merubah banyak hal di dalam diri saya. Sebagaimana janji saya untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Tapi setelah perubahan demi perubahan yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, ternyata tidak memiliki efek apapun terhadap beberapa orang. 

2022 adalah rahasia saya yang mungkin tidak akan saya lafadzkan sedikit pun dan pada siapa pun. Saya akan membiarkan mereka mengasumsikan diri saya sebagai manusia terlebay dalam kegalauan-kegalauan yang selalu saya posting. Saya akan membiarkan mereka mencerna semua yang saya posting sesuai pemikiran mereka masing-masing. Saya sungguh tidak peduli itu. Setengah tahun pertama di tahun 2022, adalah perkembangan yang positif untuk saya bahkan saya hidup lebih produktif. Mungkin karena seseorang.  Namun setengah tahunnya lagi di tahun 2022, sungguh peristiwa yang sangat buruk terjadi. Entah kalian memahami "peristiwa buruk" itu seperti apa, yang jelas saya tetap akan merahasiakannya. Mungkin hanya dua orang yang mengetahuinya waktu itu. Tapi yang paham menurutku hanya Satu

Setengah tahun yang malang. Di mana luka-luka itu saling mengobati. Setengah tahun itu, saya memilih jalan sunyi. Saya memendamnya sendiri, tanpa bercerita pada siapapun. Mungkin itu alasan saya melukis kembali setelah sekian lama saya tidak pernah melukis. Memang berat! Saya tahu setiap orang memiliki masalahnya masing-masing dan solusinya masing-masing. Sebagian dari mereka, mungkin memiliki tempat untuk bercerita. Tapi tidak semua orang memiliki tempat cerita dan yang mau menceritakan masalahnya. 

Terimakasih tahun 2022 yang telah membuat saya seperti saat ini. Saya sudah tidak peduli lagi tentang wanita sebagai pasangan, saya tidak peduli lagi tentang perbuatan-perbuatan orang laik kepada saya, baik itu berupa kebaikan maupun keburukan, saya tidak peduli lagi perkataan-perkataan orang lain terhadap saya, saya tidak peduli lagi tentang ancaman-ancaman yang datang baik itu dari manusia maupun Tuhan. Saya berkata demikian, karena saya pecaya bahwa Tuhan sebenarnya tidak pernah mengancam siapapun. Saya hanya percaya bahwa Tuhan itu Maha Cinta dan Maha Mencintai.

Saya yang dahulunya penakut, sekarang rasa takut itu telah hilang. Saya yang dahulunya pendendam, sekarang segala dendam itu telah pergi. Saya yang dahulu bisa tertawa lepas, sekarang saya berusaha agar tertawa saya bisa pas dengan tawa-tawa orang sekitar saya. Saya tahu sekarang keburukan apapun yang terjadi adalah kesalahan saya. Lalu kesenangan apapun yang terjadi adalah jasa kalian semua. 

Saya belajar banyak hal di tahun 2022, setahun kemudian lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya dan saya juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada kalian. Terimakasih.


"Pertemuan itu adalah sesuatu yang sangat misterius. Jika kamu ingin sesuatu yang pasti, tunggulah perpisahan yang akan terjadi."

[Jambi, 4 Januari 2022] 

Continue reading 2022-Setahun Kemudian